Translate

Selasa, 05 Agustus 2014

EKSKRESI NITROGEN DALAM URINE

ACARA VIII
PENETAPAN KADAR FOSFOR

Tujuan praktikum
Praktikum penetapan kadar phospor bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara penetuan kadar fosfor dengan HNO3 – Vanado – Molybdat, serta kadar phospat
Tinjauan Pustaka
Phospor merupakan unsur anorganik yang berfungsi dalam pembentukan tulang dan peralatan tubuh. Komponen asam nukleat (DNA dan RNA), keseimbanga asam basa, koordinasi otot, untuk energi, pengaturan dan komponen dari enzim – enzim, metabolisme jaringan syaraf, metabolisme karbohidrat, lemak dan protein (Rizal,2006). Menurut Kamal (1999), fosfor adalah sebagai penyusun tulang dan gigi bahan utama penghasil energi tinggi (ATP) yang berguna untuk semua aktivitas sel.
Fosfor bersenyawa terhadap sebagian besar vitamin dalam sistem enzim tubuh dan rapat tergabung dengan fungsi karbohidrat. Tingkatan fosfor anorganik ipengaruhi oleh faktor yang mempengaruhi asimilasi, absorbsi, eksresi dan metabolisme fosfor. Sehingga tingkatan normal dalam darah tidak menjamin keadaan nutrisin normal fosfor. Tetapi, nilai fosfor anorganik yang secara abnormal rendah dalam darah indikasi fosifnutrisi fosfor yang terganggu (Anggoradi, 1995).
Bentuk fosfor dari sekian banyak bahan makanan yang dikonsumsi oleh ruminan banyak dalam bentuk terikat dengan ester, asam heksa fosforik dari inositol yang disebut asam fitik. Bentuk phospor yang kurang baik ini digunakan oleh non ruminan, tetapi dapat digunakan oleh ruminan, karena cepat dihidrolisis dalam rumen karena mikroorganisme rumen dapat membentuk fitase (Parakkasi, 1995).
Dalam tulang terikat 80% dan 20% pada jaringan tubuh lainnya. Fungsi phospor dalam tubuh terutama dalam proses metabolisme. Penggunaan tergantung pada sumber phospor yang ada. Tanaman mengikat phospor dalam bentuk phytin, dan dapat dimanfaatkan sebesar 30% (P-available karena rendahnya enzim phytase  dalam tubuh (Hasoloan, 2001).
Sumber-sumber phospor yang biasa dipakai pada ransum unggas, antara lain dikalsium fosfat defluronated fosfat, rock fosfat, guanofosfat, dan tepung tulang. Sumber fosfat alami kecernaan fosfatnya sangat rendah karena kelarutannya rendah, walaupun kelarutannya tinggi, ketersedian biologisnya bagi ternak tetap rendah (Rizal, 2006).


Materi dan metode

Materi
Alat. Alat yang digunakan pada praktikum penetapan kadar phosphat adalah silica disk, labu ukur, pipet, tabung reaksi, spektofotometer, oven dan tanur, desikator, timbangan, kerstas saring, inkubator.
Bahan. Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain adalah, tepung tulang ayam, abu, HCl pekat, HCl 10%, aquades,air panas, AgNO3, HNO3 vanado molibdadat, indikator cuka, NaoH, H2O: HNO3-vonado-molybdat (1:2).

Metode
Penetapan kadar phospor (dengan HNO3-vonando-molybdat).
Preparasi sampel. Abu hasil penetapan kadar abu, ditambah 10 ml HCl pekat dan kemudian dipanaskan diatas penangas air sehingga volume maksimal tinggal 1/3 bagian. Tambah lagi dengan menggunakan HCl 10% sebanyak 20 ml lalu dipanaskan kembali sampai volume tersisa 1/3 bagian. Setelah itu larutan ditambahkan 20 ml aquadest lalu dipanaskan selama 10 menit. Larutan disaring melalui kertas saring bebas abu kedalam labu ukur 500 ml dan dicuci dengan air panas mendidih sampai bebas asam (diuji dengan menggunakan AgNO3 sampai bebas asam. Kemudian ditambahkan air sampai dengan tanda batas pada labu ukur. Filtrat disimpan untuk penentuan kadar Ca dan P.
Penentuan kadar fosfor. Sampel diambil sebanyak 1 ml dengan pipet ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan kedalamnya 9 ml larutan campuran H2O dengan HNO3-vanado molibdat (7 : 2). Larutan campuran H2O dengan HNO3-vanado molibdat (7 : 2) dicampurkan dan ditunggu selama 30 menit. Larutan dibaca pada spektonik dengan panjang gelombang 470 nm, dan aquadest sebagai pembanding (blanko)


Perhitungan
Kadar P(%) : Y = 0,01176 + 0,002277X
X : kadar P
Y : absorbansi























Hasil dan pembahasan

Preparasi Sampel. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, penentuan kadar Fosfor (P) dilakukan dengan dua tahap, yaitu prepasi sampel dan tahap penentuan kadar Ca, pada tahap tersebut dilakukan penambahan beberapa reagen seperti HCl pekat, HCl 10%, AgNO3 dan NaOH 4N serta air panas. HCL pekat digunakan untuk memisahkan mineral mikro dan mineral makro, sehingga mineral makro terbuang (hilang). HCl 10% untuk memisahkan senyawa Ca dan P dengan mineral yang lainnya sehingga mineral lainnya hilang. AgNO3 untuk uji bebas asam. NaOH 4N sebagai pensuasana basa. Air panas untuk mempercepat reaksi bebas asam. Menurut Chang (2005), preparasi sampel dilakukan dengan cara menambahkan HCL pada abu dipanaskan, hal ini bertujuan untuk memisahkan mineral makro dan mineral mikro pemanasan juga bertujuan agar mineral mikro terbuang atau hilang. Penambahan HCl yang kedua berfungsi agar memisahkan senyawa Ca dan P dengan mineral yang lainnya sehingga mineral lain hilang.
 Proses tersebut dilakukan diruang asam agar uap yang dihasilkan dapat dibuang dengan baik. Penambahan HCl akan meningkatkan titik didih dan dapat dipergunakan untuk mempercepat dekomposisi sampel. Menigkatnya titik didih dapat mempertinggi suhu destruksi sehingga proses destruksi lebih cepat. Sampel yang dipreparasi kemudian di uji bebas asam dengan menggunakan AgNO3 untuk, mengetahui apakah sampel bebas asam atau tidak. Larutan yang berwarna pekat menunjukan adanya unsur garam atau dalam hal ini adalah HCl. Larutan tersebut kemudian diencerkan sebanyak 650 ml hingga bebas asam. Cara untuk mengetahui larutan telah bebas asam atau tidaknya adalah dengan cara menggunakan AgNO3. Menurut Sugiyarto (2000), uji AgNO3 pada larutan dilakukan hingga warna berubah menjadi bening yang menunjukan sampel tersebut telah bebas asam.

Penetapan Kadar Fosfor
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan 1 ml aquades ditambah 9 ml laurtan campuran H2O dengan HNO3- Vanando-Molybdat (7:2), dicampurkan dan ditunggu selama 30 menit, kemudian dibaca pada spektofotometer dengan panjang gelombang λ 470 nm. Hasil yang di dapatkan adalah 0,214. Sampel sebanyak 1 ml aquadest (dengan pengenceran) dimasukkan ke dalam tabung reaksi ditambah 9 ml laurtan campuran H2O dengan HNO3- Vanando-Molybdat (7:2), dicampur  dan ditunggu selama 30 menit. Kemudian dibaca pada spektofotometer dengan panjang gelombang λ 470 nm. Menurut Kamal (1996), Sampel yang digunakan dalam penetapan kadar fosfor adalah abu tulang. Abu adalah sisa pembakaran sempurna dari suatu bahan. Suatu bahan jika dibakar sempurna pada suhu 500-600oC selama beberapa waktu maka semua senyawa organiknya akan terbakar menjadi CO2, H2O dan gas lain yang menguap. Sedangkan sisanya yang tidak menguap itulah yang disebut abu atau campuran dari berbagai oksida mineral sesuai dengan macam mineral yang terkandung didalamnya. Penentuan kadar abu berguna untuk penentuan kadar ekstrak tanpa nitrogen. Disamping itu kadar abu dari pakan yang berasal dari hewan dan ikan dapat digunakan sebagai indeks kadar kalsium dan Fosfor. Juga merupakan tahap awal penentuan kadar berbagai mineral yang lain.
Kandungan fosfor pada tepung daging tulang 5,10% sedangkan dalam tepung tulang, 14%. Pada anak ayam, ketersediaan P dari garam pitat hanya sebesar 10% seperti ketersediaan dari dinatrium fosfat, sedangkan pada ayam petelur masa produksi P pitat dapat terseddia sekitar 50% seperti halnya yang tersedia dari dikalsium fosfat (kamal 1996). Pada ternak non ruminansia, faktor yang terpenting dan mempengaruhi pencernaan dan absorbs P adalah terdapatnya fitin atau asam pitat dalam tanaman, asam pitat adalah suatu ester antara inositol dan enam asam phosfat. Kurang lebih 50% dari P dalam butiran yang merupakan bahan utama dari unggas dan babi dalam bentuk asam pitat. Garam-garam ini merupakan Ca dan Mg  pitat yang tidak larut. Dengan demikian hanya 10-50% P dalam asam pitat yang dapat digunakan ini juga tergantung kepada jumlah vitamin D yang menyebabkan pengurangan absorbs P, dan telah ditemukan bahwa vitamin D menstimulasi transport aktif dari P. tetapi mekanisme transport ini belum jelas sehingga transport pasif yang terlihat.  (Hartadi, et all. 1998)






















Kesimpulan
Tujuan dari uji ini adalah menetapkan kadar fosfor dengan HNO3 Vanando-Molybdat yang meliputi preparasi sample dan kadar fosfor. Makin besar harga P maka sampel yang digunakan akan semakin besar, sebaliknya jika harga P semakin kecil maka berat sampelnya akan kecil pula. Jadi besarnya nilai P berbanding terbalik dengan nilai berat sampel. Disamping itu nilai pengenceran berbanding lurus dengan nilai P, jika nilai P diperbesar maka nilai faktor pengenceran juga akan diperbesar.      























Daftar Pustaka

Angoradi, H. R . 1995. Nutrisi Ternak Unggas. PT. Gramedia Pustaka Utama. Yogyakarta
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid I. Jakarta: Erlangga
Hasoloan, J. 2001. Table Komposisi Pakan Untuk Indonesia. Gadjah Mada university. Yogyakarta
Kamal, M. 1996. Ilmu makanan ternak umum. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Kamal, M. 1999. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Universitas indonesia press. Jakarta  
Parakkasi, A. 2005. Ilmu dan Nutrisi Makanan Ternak Ruminansia. Universitas Indonesia press. Jakarta
Rizal, Y. 2006. Ilmu Nutrisi Unggas. Andalas Universisty press. padang
Tillman, A. D, Hari Hartadi, S. Reksohadiprojo, S. Prawirokusumo, dan S. Lebdosoekojo. 1986. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University press. Yogyakarta.


          












Lampiran

Dari data hasil praktikum didapat kadar P (%)
Y = absorbansi
X= kadar P

Y                     = 14,2358 + 0,0304
0,214              = 14,2358 + 0,0304
0,1836            = 14,2358
0,0129            = X

kadar P (%) = X . Faktor pengenceran . 100%
                                     berat sample x 1000
= 0,029 . 2700
     1 . 1000
                        = 34,83
                             10
                        = 3,483%   


LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA TERNAK
ACARA VIII
EKSKRESI NITROGEN DALAM URINE


 















Disusun oleh :

Kelompok XXIX
                                    Adam Gemilang                   PT/06219
                                    Frismia Halimatssadiah      PT/06264
                                    Marcelina Desitasari           PT/06273
                                    Irfansyah Widyantono        PT/06290
                                    Ade Putra S                          PT/06396
Asisten : Yuvanta Lia Fradita


LABORATORIUM BIOKIMIA NUTRISI
BAGIAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013


Tidak ada komentar:

Posting Komentar